RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

31 Jul 2013

Home » » AKTIVITAS GUNUNG MERAPI 22-28 JULI 2013

AKTIVITAS GUNUNG MERAPI 22-28 JULI 2013

I. HASIL PENGAMATAN
Pada minggu ini, cuaca cerah teramati pada pagi dan siang hari. Di pos-pos pengamatan, angin umumnya tenang. Asap solfatara dominan berwarna putih, tebal, tekanan lemah, tinggi maksimum  1.000 m condong ke arah Selatan teramati dari Pos Kaliurang pada tanggal 22 Juli 2013 pukul 06.10 WIB. Letusan vulkanian (hembusan asap kuat) terjadi pada tanggal 22 Juli 2013 pukul 04.15 – 04.49. Aktivitas tersebut tidak menyebabkan adanya perubahan morfologi di kawah G. Merapi (Gambar 1).  Adapun kronologi hembusan ini sebagai berikut : 
21 Juli 2013
Pukul 21.12, tektonik lokal.

22 Juli 2013 
Pukul 00.38, gempa VB.
04.14 terekaM VB dan terdengar suara dentuman dari Pos Selo dan Babadan. 
04.15–04.49 terekam gempa hembusan dengan durasi 34 menit,
suara gemuruh terdengar di sekitar G. Merapi dengan radius 6-7 km. 
Hembusan asap kuat berwarna coklat kehitaman, 1.000 m,
Hujan abu vulkanik dan pasir ke sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat. 
06.56, 07.05, dan 07.12,  gempa MP 3 kali.
05.45 terekam tektonik lokal.
12.52 - 13.02 terjadi swarm vulkanik dangkal (VB) 7 kali.
13.13 – 14.53 tercatat gempa-gempa hembusan pendek 34 kali durasi 1 menit.
21.28 terekam gempa VB.

23-26 Juli 2013
Kegempaan sangat rendah. 
 Gambar 1. Morfologi kawah G. Merapi paska letusan vulkanian (hembusan asap kuat) 22 Juli 2013, pukul 04.15 - 04.49.

Kegempan G. Merapi tercatat adanya gempa VB sebanyak 9 kali, MP 13 kali, LHF 5 kali, Guguran 6 kali, dan gempa Tektonik 8 kali. Intensitas kegempaan paska letusan vulkanian (hembusan asap kuat) relatif menurun dibandingkan data kegempaan sebelumnya (Gambar 2). Kejadian letusan vulkanian (hembusan asap kuat) 22 Juli 2013 diawali oleh gempa VB pada pukul 04.14, kemudian diikuti gempa hembusan pada pukul 04.15 dengan durasi 34 menit, amplitudo 90 mm. Selanjutnya pada pukul 12.52 sampai dengan 13.02 terjadi swarm vulkanik dangkal (VB) sebanyak 7 kali secara beruntun (Gambar 3). 
 
Gambar 2. Statistik Kegempaan G. Merapi Bulan Januari  – Juli 2013
Gambar 3.  Rekaman swarm gempa VB sebanyak 7 kali, paska letusan vulkanian (hembusan asap kuat) tanggal 22 Juli 2013. 

Deformasi 
Data EDM tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan sejak terjadinya letusan vulkanian (hembusan asap kuat) hingga saat ini. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tidak adanya akumulasi tekanan yang besar, sehingga tidak menimbulkan deformasi permukaan tubuh gunung. Letusan vulkanian yang terjadi disebabkan oleh akumulasi tekanan sesaat karena adanya pelepasan gas vulkanik. Hasil pengukuran EDM di Pos Selo, Jrakah, Babadan dan Kaliurang terlihat pada gambar 4. 

Gambar 4. Hasil pengukuran EDM Pos Kaliurang, Babadan,  dan Selo Bulan Januari 2012 –  Juli  2013
Data pemantauan deformasi dengan pengukuran menggunakan tiltmeter pada minggu ini juga belum menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang signifikan antara alat yang berada di daerah Plawangan (Gambar 5). Perubahan data tiltmeter pada sumbu x yang mengarah ke Barat-Timur sebesar -0,1 mikroradian sedangkan sumbu y yang mengarah ke Utara-Selatan  sebesar -0,2 mikroradian.
Gambar 5. Hasil pengukuran tiltmeter stasiun Plawangan Januari 2012 - Juli  2013, sumbu X: arah Barat-Timur dan sumbu Y: arah Utara-Selatan dari stasiun Plawangan.
Hujan dan Lahar 
Hujan masih terjadi dengan intensitas curah hujan tertinggi tercatat sebesar 38 mm/jam selama 55 menit terjadi di Pos Ngepos pada 25 Juli 2013. Hujan yang terjadi, tidak menimbulkan adanya lahar di sungai yang berhulu di G. Merapi. Gambar 6 menunjukkan curah hujan di setiap Pos Pengamatan pada Bulan Januari  hingga Juni 2013.
Gambar 6. Curah  hujan di setiap pos pengamatan  pada bulan Januari 2012 - Juli  2013
II. SARAN
  1. Aktivitas hembusan bersifat sementara, bukan sebagai letusan magmatis, sehingga disimpulkan aktivitas G. Merapi tetap pada tingkat "NORMAL".  
  2. Letusan vulkanian (hembusan asap kuat) merupakan fenomena yang sering terjadi di G. Merapi paska letusan 2010, pendakian ke puncak G. Merapi direkomendasikan hingga Pasarbubar saja.
  3. Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.

  4. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
    Sumber : @BPPTKG

Silahkan di komentari menurut pendapat anda,karena komentar anda sangat bermanfaat bagi kami .
Share this article :