RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

5 Jun 2013

Home » » Dampak Penambangan Material Merapi

Dampak Penambangan Material Merapi

Lokasi Bekas Penambangan Material Merapi
di Sentong,Kecamatan Dukun,Magelang.
Magelang- Keluhan warga soal bekas lokasi penambanagn material merapi sudah mulai tergores dalam sebuah tulisan berikut ini, Dimana initinya penambangan material merapi dengan membuka lahan dan faktanya merembet ke hutan merapi sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat sekitar. Berikut ini artikel tulisan karya seorang rekan bernama Yosapat Christiyadi salah seorang relawan Salam Merapi (Sahabat Alam Satwa Merapi ) yang notabanennya bergerak dalam pelestarian lingkungan merapi,dimana domisilinya di Ngentak,Sumber,Kec.Dukun,Magelang. Berikut tulisannya :


Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan meliputi perubahan kimiawi terutama berdampak terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahan morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah adanya perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi tandus atau gundul.

Tambang terbuka didefinisikan sebagai kegiatan penambangan bahan galian yang berhubungan langsung dengan udara luar. Metoda Tambang terbuka meliputi Quarry yakni penambangan bahan galian C, contoh endapan pasir di perbukitan, tanah liat, batu kapur dan andesit.

Kerusakan lingkungan yang terjadi akibat dari sistem penambangan terbuka - yang tidak mengikuti kaidah yang benar contohnya rusaknya tanah pucuk (top soil/tanah permukaan), terjadi lubang-lubang bukaan yang besar, batas kemiringan tebing galian sangat curam, tinggi dinding galian sangat dalam. Akibat dari kerusakan lingkungan geofisik tersebut juga mempengaruhi lingkungan yang lain seperti terjadinya perubahan bentuk lahan, berubahnya fungsi lahan, tatanan air tidak berfungsi, vegetasi penutup lahan hilang, terjadinya pencemaran debu, bekas lahan tambang menjadi gersang jika tidak ada penataan kembali.

Pada perubahan iklim mikro, bila penambangan berdekatan dengan pemukiman penduduk akan berpengaruh juga pada perilaku hewan ternak, hama, dan kehidupan sosial. suhu udara pastinya akan berubah mengingat banyaknya tanaman yang dihilangkan di area tambang. efekya hewan ternak yang "tidak berpakaian" tentunya akan menyesuaikan diri dengan suhu, pola makan ternak akan berubah, entah semakin banyak jika hawa dingin, atau bahkan mengurangi porsi makannya jika panas, dan ini berakibat pada pertumbuhan hewan ternak. dan pada tanaman, akan berpengaruh dengan pertumbuhan tanaman, jika terlalu panas suhunya, tanah akan cepat kering persediaan air akan berkurang karena proses penguapan, jika dingin tumbuhan akan kekurangan asupan sinar matahari untuk proses fotosintesis,, hal ini jelas mengganggu pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya berpengaruh dengan hasil panen.

Pada masing-masing lokasi tambang yg tidak dilakukan reklamasi, tanah pucuk (top soil) tidak diolah untuk menutupi kembali lahan yang sudah ditambang, dan lahan bekas tambang ditinggalkan begitu saja tanpa ada upaya perbaikan maupun pemanfaatan kembali, ini sangat merugikan. Mengingat pemanfaatan kawasan atau lahan adalah bagian dari pembangunan untuk menuju keadilan dan kesejahteraan masyarakat masa kini dan masa mendatang, atau pembangunan berkelanjutan, diperlukan ikhtiar agar lobang terbuka pasca penambangan .

By: Yosapat Christiyadi
Editor : Bayu Sapta N ( @Bayu_RakomKfm )
Share this article :