RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

21 Des 2012

Home » » Sepenggal Pendapat dan Pengalaman Penanganan Pasca Bencana Merapi 2010

Sepenggal Pendapat dan Pengalaman Penanganan Pasca Bencana Merapi 2010


Magelang-Bencana merupaka hal yang tidak kita semua inginkan dan kita dapat menghindarinya,karena semua merupakan kekuasaan Tuhan YME. Akan tetapi kita dapat tetap berupaya meminimalis dan berusaha sebaik mungkin mengahadapinya. Berdampingan dengan bencana masyarakat dengan tenang.



Kita boleh percaya dengan takdir apa yang akan terjadi pada kita maupun orang lain karena menghadapi atau mengalami bencana akan tetapi kita tidak bisa menyalahkan takdir yang terjadi.

Artikel ini tidak bertujuan untuk mengkritik atau menyalahakan semua pihak terkait atau yang tertulis tetapi mengungkapkan uneg-uneg saja dari kami masyarakat merapi,bukan untuk menuntut atau meminta tetapi halayak sebagai mana mestinya saja.
Menurut saya ada beberapa cara untuk menghadapi bencana di sekitar kita khususnya karena bencan gunung merapi dan tepatnya di wilayah Magelang ( Dukun,Sawangan,Srumbung,dan sekitarnya ) karena di setiap wilayah atau sisi merapi hampir berbeda suasana dan pemahanan akan cara menghadapi bencana.

Tapi yang akan saya gali adalah hal-hal yang terkait dengan penanganan pasca bencana merapi dengan menggabungkan beberapa sumber informasi yang saya gali dari lapangan di wilayah Dukun dan beberapa pihak terkait.
Pasca bencana merapi khususnya yang terjadi tahun 2010 ini sangat jelas dampaknya di beberapa segi dan aspek yang ada dimasyarakat yakni Ekonomi ,Psikologis , Materi, Material , Kesehatan dll .

Menurut saya hal yang pertama kita melihat dan menggambarkan apa yang kiranya terjadi dalam masyarakat umumnya  setelah bencana merapi tersebut khususnya setelah masyarakat pulang dari pengungsian. Kita dapat melakukan survey pendataan dan menggali informasi dari masyarakat yang terkena dampak dari wilayah paling teratas mendekati merapi sampai ke bawah yang terdampak. Mungkin kita dapat menanyakan setelah pulang dari pengungsian apa yang akan dilakukan atau rencana kedepan masyarakat dengan melihat keadaan perekonomian yang lumpuh , mungkin sarana  dan prasarana yang rusak ,lahan pekerjaan yang rusak atau modal tidak ada karena habis saat mengungsi ,kesehatan yang sangat riskan dalam situasi tersebut dan psikologis masyarakat yang trauma atau masih shock menghadapi bencana tersebut, dll. Hal itu dapat kita lakukan untuk menjadi kunci dasar atau pegangan awal  untuk melangkah selanjutnya.
Setelah kita mendaptkan data dan informasi langsung dari masyarakat kita dapat mempelajarinya secara cepat dan memutuskan tindakkan apa yang akan dilakukan dengan tepat dengan melihat kondisi yang masih labil, dan terkesan tidak menjatuhkan tetapi dapat membangkitkan walaupun itu hanya membangkitkan semangat untuk memulai kehidupan setidaknya kembali ke kehidupan normal.

Pendekatan psikis terhadap masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki potensi dapat membantu menyebarkan atau mengajak masyarakat lain untuk ikut terjun langsung dalam penanganan pasca bencana ini,hal ini secara tidak langsung kita mengajak masyarakat untuk membangkitkan atau mengatasi penanganan pasca bencana merapi secara sendiri.

Hal lain menurut saudara Ganis salah satu relawan asal Sirahan ,Salam yang mendukung pernyataan saya akan tindakkan lain yang akan dilakukan saat pasca bencana yakni relawan atau masyarakat yang tanggap mencoba melakukan pengordinasian dengan pemerintah atau dinas terkait akan apa yang akan dilakukan sehingga akan bertindak kita tetap ada dukungan dan terkesan pemerintah tidak lepas tangan dan kita ajak untuk turun langsung melakukan pendataan dan penentuan sikap atau program ayang akan dilakukan dari pihak terkait, tidak di kecuali data-data dan informasi yang di gali itu di rangkum dan dipubliskasikan secara update untuk membuka peluang bantuan-bantuan dar Non Pemerintah yang akan ikut andil dalam penanganan pasca bencana merapi ini. Tidak ketinggalan melakukan evaluasi terhadap penanganan terhadap pengungsi saat bencana sampai pasca bencana berlangsung ini, tidak mencari kesalahan untuk disalahkan akan tetapi mencari kesalahan untuk diperbaiki bersama khususnya Only Warning Syistemnya yang sampai saat ini terkesan masih kurang dari pemerintahnya,bukan mengkritik tetapi membanyakangkan saja bagaimana kalau tidak dari masyarakat sekitar atau pengungsi itu sendiri yang tanggap akan kejadian tersebut bagaimana nasib pengungsi saat itu.

Di perkuat dengan pendapat Gus Nova relawan Kopag Merapi yang saya jabarkan dan tambahkan yakni Setelah evaluasi kita mendapatkan topik masalah yang mungkin paling utama di kembangkan atau di sosialisasikan tanpa mengenyampingkan program-program pembenahan pasca bencana. Semisal melakukan pengetahuan dan pelatihan yang sesuai dengan kebiasaan dan adat masyarakat akan kebencanaan merapi karena sampai saat ini pemahanan dan pengetahuan tentang bencana kegunung apian masih sangat kurang terhadap masyarakat. Serta mungkin pengurangan janji-janji pemerintah atau dinas terkait akan apa yang akan dilakuka terhadap masyarakat yang kiranya jarang terealisasi karena itu menjadi sebuah harapan tersendiri oleh masyarakat yang mempengaruhi faktor psikologisnya. Dan mungkin masyarakat juga bisa lebih tersadarkan dengan hadirnya pahlawan-pahlawan kesiangan yang membesar-besarkan bendera parpol atau lembaga tertentu karena itu bisa menjadi kesenjangan sosial di kalangan masyarakat itu sendiri.

Menurut Kristiadi masyarakat lereng merapi barat salah satu aktifis penghijauan dan pencinta satwa merapi ini menuturkan pasca bencana ini memang tak lepas selain masyarakat yang di utamankan tetapi pemulihan hutan merapi juga sangat penting karena satwa banyak yang turun ke pemukiman warga dan bisa merusak tanaman warga yang mulai berbenah diri. Hal ini juga terkesan lambat dari pemerintah tidak ada tindakan. Bukan mengkritik atau menyalahkan akan tetapi banyak pihak lain yang juga sudah membantu tetapi SDM sendiri yang kurang sadar, masyarakat kurang pahamnya menjaga lingkungan merapi ini,maka dari itu bagaiama cara untuk mengajak atau menyadarkan masyarakat lereng merapi untuk menjaga dan membantu pemulihan lereng merapi tanpa mengenyampingkan pemulihan masyarakat itu sendiri.

Ada juga seperto rekan kita Nasir relawan JM sawangan dulu yang memperkuat kegunaan informasi dan data yang update tadi dipergunakan untuk menyusun program-program evaluasi,rekontruksi,regulasi dll yang mana semuanya bersifat rehabilitasi dan restukturisasi masyarakat lereng merapi.

Dari temna-teman FPRB menguatkan dengan hal-hal yang gak jauh beda dengan melakukan pendataan / assement dalam segala hal yang tanmpak dan tidak tampak di masyarakat dan melakukan FGD ( Foccus group disccusion ) atau diskusi khusus untuk recovery dan pemulihan yakni yang diperlukan dan yang disepakati oleh masyarakat dan programer yang akan membina masyarakat dengan tahap-tahap sosialisasi dan pendekatan terhadap masyarakat agar dapat berperan serta dalam recovery dan pemulihan. Setelah melakukan sosialisasi dan mendapat respon positif dari masyarakat baru melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sistem binaan dan masyarakat ikut andil dalam kegiatan apa pun itu. Intinya melakukan oembinaan dan pendampingan secara khusus dengan tanda kutip melepas dari faktor ketergantungan masyarakat. Dengan tambahan sistem trauma healing untuk membantu pemulihan psikologis masyarakat.

Dari rekan Nigen aktivis siaga merapi Tlogolele yang menambahkan dimana dalam menghadapi penanganan pasca merapi berusaha mengkoordinasikan warga untuk tidak terlalu trauma setelah terjadi bencana dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembersihan kampung warga yang mana akan meminimalis rasa trauma warga. Sekalian dilakukan pendataan dan mengundang atau mencari LSM atau pihak-pihak terkait yang datang sendiri atau diundang untuk mendampingi di beberapa sektor misal pertanian,perairan dll. Untuk trauma healing juga banyak LSM yang terjun langsung mendampingi mereka. Sampai saat ini mereka sudah melakukan pertania dengan sistem organik dan masih terkendala pemasarannya. Maka dari itu apa yang akan kita lakukan dengan membantu lebih fokus.

Memang semua membutuhkan perhatian tinggi dengan melihat masyarakat yang banyak dan wilayah yang luas tidak sedikit membutuhkan pihak-pihak pendamping dengan data-data yang sudah ada. Entah itu data diperoleh dari Tim yang sudah melakukan data keseluruhan yang mana data memang sengaja di publikasikan untun menarik pihak-pihak lain untuk ikut andil dalam pendampingan dan pemulihan pasca bencana. Serta pemonitoring perkembangan dan program di masyarakat itu sendiri.

kritik dan saran bisa langsung di coment saja gpp....tentunya masih banyak kekurangan,,dan makasih buat teman-teman yang telah mebantu tukar kaweruh :).

(K FM-BSN)
Share this article :