RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

20 Des 2012

Home » » Angkat Isu Perempuan Di Masyarakat untuk Kesetaraan Gender

Angkat Isu Perempuan Di Masyarakat untuk Kesetaraan Gender

K FM Magelang- Membahas tentang berbagai macam tanggapan tentang suara perempuan, isi bobot dan kualitas sandiwara radio, bagaimana tanggapannya tentang kesetaraan gender atau suara perempuan, Hal ini ditunjukan dengan FGD (Focus Group Diskusi) yang diadakan oleh radio komunitas K FM beberapa waktu yang lalu.

Dimana kesetaraan gender di area komunitas kita baru sedikit tingkat kesadaarannya dan fakta dilapangan yang menurut pandangan peserta FGD. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat mendongkrak tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya adanya kesetaraan gender,walaupun sangat berat untuk diterapkan di lapangan dikarenakan banyak benturan dengan segi adat,budaya,dan agama.


Berdasarkan survey dilapangan dengan cara mengobrol secara kemasyarakatan sebenarnya banyak kalangan yang mendukung adanya kesetaraan gender akan tetapi gengsi menjadi problem serius daam menjawab beberapa pertanyaan dari kita,dan kebanyakan kaum laki-laki yang mencoba melindungi diri sendiri agar terkesan memperhatikan kaum perempuan akan tetapi sebenarnya mereka sulit untuk menerimanya. Dari kaum perempuan juga sangat banyak mendukung akan tetapi mereka mengaku sedikit merasa takut dan canggung dengan keadaan kesetaraan gender ini.

Yang paling ditakutkan dari kedua pihak nantinya senjata makan tuan,apa lagi kaum perempuan jika terpaku dengan kesetaraan gender yang menurut umum itu hal yang wajar akan tetapi menurut adat itu sangat tidak sopan bisa menjadi batu sandungan sendiri bagi kaum perempuan apa bila kaum lelaki memutar balikkan kata kesetaraan gender karena proses saling pengertiaanya antar kedua pihak masih sangat kurang. Intinya sebelum menginjak ke program atau tahap kesetraan gender harus adanya dengan gencar dan terus menerus proses sosialisasi akan pengertian kesetaraan gender itu apa agar secara tidak langsung menyadarkan masyarakat dan menguatkan tingkat saling mengerti akan kedua pihak yakni kaum laki-laki dan kaum perempuan.

Purwanti (Kader Desa Perempuan) asal desa paling atas di lereng merapi wilayah Magelang yakni daerah Keningar.Dukun berkata “ Kalau dia mensosialisasikan tentang KFM, dan juga program-program KFM , programnya membantu masyarakat agar lebih memahami tentang perlunya perempuan bisa lebih maju entah secara ilmu, kesempatan di masyarakat dan keterlibatannya dalam pengambilan keputusan, pemerintah memberikan SK (surat keterangan) kepada Kader posyandu yang notabennya adalah perempuan hingga keterlibatan dan kemampuannya juga diakui oleh pemerintah. Dan dia akan membantu mensosialisasikan hal ini di kelompok-kelompok PKK di desanya,setidaknya sedikit member pengarahan untuk kesadaran dan pengertian akan arti kesetaraan gender”.

Titin Misbach ( Pejuang Perempuan ) memaparkan “ Talkshow berjalan dengan baik, narasumber mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin, dan bisa menunjukkan bahwa perempuan juga bisa. Mengharapkan pendengar mempunyai keterikatan yang mampu menjadikan program KFM menjadi lebih mengena pada masyarakat. Perempuan juga sanggup memimpin asal kaum laki-laki benar-benar mensuport kaum perempuan tanpa menyetir atau mensetting tindakan kaum perempuan agar bisa belajar berpikir logika lebih luas”.

Evi Hikmah ( Guru Di Sekolahan MTS Aswaja Dukun )  memaparkan “ Anggaranku-anggaranmu pada talkshow serta sandiwara radio masih sangat global sekali, sifatnya masih nasional, ttg pemasalahan perempuan dalam gedung DPR, belum bisa dikaitkan tentang peranan perempuan di daerah dukun. Pengambilan keputusan di daerah dukun masih banyak yang di dominasi oleh laki-laki,hingga ke anggaran di dusun atau desa peran perempuan masih kurang. Dan sebaiknya suara perempuan itu harus berani bersuara. KFM smg bisa memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat local dan mampu menyuarakan kenyataan di dalam masyarakat kepada pemerintah”.

Solikhatun ( Kepala Dusun Tegalsari,Dukun ) mengukapkan “ Kenyataan dimasyarakat, mendukun dan setuju tentang perempuan juga bisa menjadi pemimpin, karena perempuan juga pasti bisa, maka sebaiknya program seperti ini bisa memotivasi perempuan agar menjadi lebih berani mengambil kesempatan yang telah diberikan. Serta kaum perempuan bisa mengambil atau memtusukan kebijakan di masyarakat dengan lebih tegas tanpa memperhatikan rasa enak tidak enak kepada kaum laki-laki atau yang sering disebut tokoh masyarakat di kampungnya”.

Nur Ngali (Pemerhati Politik Desa) menerangkan “ Wanita harus punya pesona, perempuan perlu dukungan dari laki-laki, perempuan sebenarnya berpotensi, tinggal bagaimana potensi itu dikembangkan, tanggung jawab perempuan lebih berat, dan perempuan bs jd lebih baik dengan dukungan keluarga, dan motivasi bagi perempuan harus lebih banyak. Dalam bidang politik sebenarnya sangat sulit bagi perempuan untuk berkiprah dengan keadaan saat ini dikarenakan perempuan 80 % perasaan dan 20 % logika menurut pandangannya”.

Son Haji ( Crew Radio K Fm ) menambahkan “ Keterlibatan perempuan harus lebih ditingkatkan, keterlibatan Rakom dalam melakukan gebrakan dalam hal pengarusutamaan Gender, dan harus diberikan masukan dari masyarakat sendiri, semoga masyarakat lebih mencintai dan lebih peduli tentang radio, dan juga lebih paham tentang kesetaraan gender, dan dapat memberikan efek positif kpd radio komunitas, dan tau tentang potensi masyarakat dan dapat memunculkan sebuah wacana baik program maupun tindak lanjut mengenai acara suara perempuan”.

Nurhadi (Kepala Sekolah MTS Aswaja Dukun) menambahkan “ Memang sudah saatnya perempuan memberdayakan diri, perlu peningkatan kapasitas, sangat setuju perempuan juga bisa menjadi pemimpin, siapapun yang punya kemampuan untuk memimpin. Perempuan harus belajar untuk mencapai kemampuan yang bisa diakui oleh orang lain. Perempuan jg tdk boleh mengedepankan perasaannya saja namun juga harus diimbangi oleh daya intelektualnya(setara), ambil kesempatan yang diberikan. Dorongan dan motivasi dari laki-laki sangat penting bagi perempuan. Dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat”.

Dari hasil pertemua singkat dengan peserta FGD yang imbang suaranya 7 kaum laki-laki dan 7 kaum perempuan dapat disimpulan mereka semua mendukung akan adanya program kesetaraan gender ini,akan tetapi harus memerlukan proses yang lumayan panjang. Dan selalu sosialisasi akan hal ini dengan tokoh-tokoh yang terkait. Karena dipandang dari segi logika memang benar hal ini,kita harus memulai merubah paradigm masyarakat di desa kita secara sedikit-sedikit tidak bisa langsung secara frontal karena itu akan palah mental di kalangan masyarakat yang notabanenya wilayah perdesaan. Dalam segi politik porsi perempuan menurut hasil diskusi kemaren masih sangat ramai untuk dibahas dan dilihat dari hasil survey data angket yang kita berikan untuk diisi ada yang setuju penambahan porsi perempuan ada juga yang tidak setuju dengan alasan-alasan yang intinya antara perasaan dan dan logika untuk menghadapi masalah politik di Negara kita. Sehingga perlu pelatihan-pelatihan yang serius bagi kaum perempuan untuk focus ke hal ini. (Bayu Sapta Nugraha)
Share this article :