RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

5 Jun 2016

Home » , , , , , , , , , » Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia: Warga Keningar Edukasi Lingkungan Sekitar

Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia: Warga Keningar Edukasi Lingkungan Sekitar

Magelang – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia Minggu,5 Juni 2016 Anak-anak dan Warga Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang melakukan kegiatan Eduksi dan Penyadaran terhadap mereka akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar khususnya wilayah lereng Gunung Merapi yang mereka tinggali.

Dalam edukasi kali ini salah satu cara yakni menolak ijin pertambangan dengan dasar  keprihatinan dan mirisnya hati masyarakat melihat keadaan wilayah keningar telah rusak parah akibat pertambangan yang serampangan dan sangat tidak manusiawi serta tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk keberlanjutan hidup.

Dalam pers rilsnya oleh salah satu tokoh FMPL ( Forum Masyarakat Peduli Lingkungan) menyebutkan “ Wilayah kami sangat indah bisa hidup guyub rukun dengan alam yang masih alami dan terjaga, akan tetapi ditahun 1996 awal datangnya raksasa besi ( eksxcavtor / beckhoe ) membuat alam kami berubah 180 derajat dan telah memporak-porandakan serta menghancurkan lahan kami yang sangat subur yaitu tanah khas desa”.

“Maka dari itu kami sangat getol untuk menolak pertambangan dan kami akan berusaha menolak tambang sampai titik darah penghabisan” terang Warto yang sebagai warga keningar juga koordinator FMPL

Masyarakat Keningar yang mayoritas mata panca pehariannya adalah Petani yang mengerjakan ladang persawahan di sekitar pemukiman penduduk tentunya membutuhkan aliran air,sedangkan stock mata air mereka di beberapa titik sudah mulai hilang.

Seperti yang di jelaskan Sartono ketua  GaPokTan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Keningar menuturkan “Luas lahan pertaniann yang telah rusak akibat pertambngan telah mencapai 50Ha, tanah wilayah kami menjadi lobang-lobang besar dan kontur tidak beraturan serta hanya tinggal bebatuan limbah tambang pasir membuat kesulitan para peternak untuk mendapatkan asupan pakan hewan-hewan ternak masyarakat kami, yang sangat menyedihkan lagi kenapa penambang begitu meninggalkan saja tanpa menata lahan kembali agar rumput bisa tumbuh lagi”.

“Lapisan tanah subur sudah hilang sehingga untuk memulihkan kembali seperti semula sangat memerlukan waktu yang cukup panjang,mungkin bisa beratus-ratus tahun lamanya. Saya sangat heran kenapa pemerintah hanya diam saja tidak memikirkan rakyatnya dan tidak memikirkan generasi yang akan datang anak cucu cicit kami”, imbuhnya.

“Saya sangat sedih ketika dulu air melimpah tetapi dengan adanya tambang menjadikan beberapa titik mata air mati membuat debit air berkurang sehingga merubah budaya tahunan memanen ikan dikolam-kolamdipekarangan warga  sehari menjelang lebaran, dengan berkurangnya air pada tahun 2005 ,kami berinisiasi untuk mengelola air dengan cara membuat instalasi ke rumah-rumah dengan peralon dan diberi  kran agar orang lebih menghemat air dan mencintai air”, Tegas Warto.

Desa Keningar juga masuk Kawasan Rawan Bencana ( KRB III Ring I ) Gunung Merapi yang berbatasan langsung dengan TNGM ( Taman Nasional Gunung Merapi ) yang seharusnya dikelola dengan baik dan bertanggung jawab tanpa merusak. Dengah harapan masyarakat Keningar bisa hidup nyaman berdampingan dengan Alam secara bijaksana.

_BSN_Rakom K FM Magelang

Silahkan di komentari menurut pendapat anda,karena komentar anda sangat bermanfaat bagi kami .
Share this article :