LAPORAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Tanggal 11 - 20 April 2014
Tanggal 11 - 20 April 2014
I. HASIL PENGAMATAN
G.
Merapi teramati cuaca cerah pada pagi dan malam hari, sesekali sore
hari tampak cerah. Asap solfatara berwarna putih tipis, sedang hingga
tebal, dominan putih tebal, bertekanan lemah, tinggi asap maksimum 300 m
diukur dari Pos Ngepos pada tanggal 15 April 2014 pukul 05.50 WIB. Suhu
udara di Pos Pengamatan G. Merapi berkisar antara 18 – 31 oC, kelembaban 55 – 99 % RH, kecepatan angin maksimum 34 km/jam, dan arah angin dominan dari Tenggara – Barat Laut.
Gambar
1. Visual morfologi puncak G. Merapi dari Stasiun Pasarbubar 11 April
2014, belum tampak perubahan morfologi yang signifikan dari lereng
utara.
Pada
tanggal 20 April 2014 pada pukul 04.26 telah terjadi hembusan asap di
G. Merapi terlihat secara visual di Desa Sewukan, Kecamatan Dukun,
sedangkan Pos Pengamatan G. Merapi di Kaliurang, Babadan, Ngepos, Jrakah
dan Selo tidak dapat melihat karena cuaca berkabut. Kejadian hembusan
tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu vulkanik tipis ke sektor
Tenggara, Selatan, dan Barat Daya dengan jarak maksimum 15 km meliputi
Desa Glagaharjo, Balerante, Tegalmulyo, Kepurun, Sindumartani,
Kaliurang, Hargobinangun, Sukoharjo, Jerukagung, Banyudono, Keningar,
Krinjing, Sewukan, dan Tlogolele. Kejadian hembusan diikuti suara
gemuruh terdengar di sekitar G. Merapi pada radius 6 - 7 km. Adapun
kronologi terjadinya hembusan asap tanggal 20 April 2014 sebagai berikut
:
- Tanggal 18 April 2014, Pukul 20.33 terekam gempa tektonik pada 151 km Barat Daya Gunung Kidul dengan kedalaman 10 km.
- Tanggal 19 April 2014, Pukul 08.00 – 20.00 terekan gempa tektonik jauh sebanyak 4 kali.
- Tanggal 20 April 2014, Pukul 04.21 terekam gempa hembusan dengan durasi 20 menit.
Gambar 2. Rekaman gempa hembusan di stasiun Pusunglondon, Puncak G. Merapi tanggal 20 April 2014 pukul 04.21 WIB durasi 20 menit
- Pukul 04.26 – 04.40, terdengar gemuruh di sekitar G. Merapi dengan radius 8 km dari puncak. Hembusan asap secara visual teramati dari Dusun Sewukan, Kecamatan Dukun sedangkan Pos Pengamatan G. Merapi di Kaliurang, Babadan, Jrakah dan Selo tidak dapat melihat karena cuaca berkabut. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu vulkanik tipis ke sektor Tenggara, Selatan, Barat dan Barat Daya dengan radius 15 km.
- Pukul 04.40 – 07.15, tidak terekam adanya kegempaan di G. Merapi.
Pada
periode minggu ini, kegempaan G. Merapi tercatat adanya gempa guguran
sebanyak 19 kali dengan Amplitudo maksimum 35 mm durasi 3 detik, MP
sebanyak 9 kali, dan gempa tektonik 20 kali dan tidak tercatat adanya
gempa vulkanik. Berdasarkan jenis dan jumlah gempa yang terjadi
menunjukkan bahwa aktivitas G. Merapi dalam kedaan normal.
Gambar 3. Kegempaan G. Merapi bulan Januari 2013 – April 2014
Deformasi
Deformasi
di G. Merapi berdasarkandata EDM (Electronic Distance Measurement)
dilakukan pengukuran dari pos-pos pengamatan (Pos Kaliurang dan Pos
Babadan) masing-masing terhadap reflektor, RK2 dan RB3. Pada minggu ini,
data EDM (RK2) bervariasiantara -13 mm sampai dengan +7 mm (2,2
mm/hari); RB3 berfluktuasi antara +4 mm sampai dengan -5 mm (1
mm/hari). Pengukuran jarak reflektor bervariasi di bawah 1 cm (di bawah
ralat pengukuran). Hasil ini menunjukan bahwa terjadi deformasi di tubuh
G. Merapi, namun tidak signifikan.
Gambar 4. Hasil pengukuran EDM Pos Jrakah, Kaliurang dan Babadan,Tahun Januari 2013 – April 2014
Data
pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter di Stasiun Plawangan pada
minggu ini belum menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang
signifikan.Sumbu-X (arah Barat-Timur) memiliki kemiringan +0,1
mikroradian dan sumbu-Y (arah Utara-Selatan) memiliki kemiringan -0,1
mikroradian, sedangkan suhu alat rata-rata 19,4 oC. Data deformasi belum menunjukkan adanya inflasi ataupun deflasi.
Gambar 5. Hasil pengukuran tiltmeterstasiunplawangan Januari 2013 –April 2014,
sumbu-X (arah Barat-Timur) dan sumbu-Y (arah Utara-Selatan).
sumbu-X (arah Barat-Timur) dan sumbu-Y (arah Utara-Selatan).
Hujan dan Lahar
Pada
minggu ini, hujan masih terjadi di semua pos pengamatan G. Merapi.
Intensitas curah hujan tertinggi sebesar 58 mm/jam, selama 40 menit
terjadi di pos ngepos pada tanggal 12 April 2014. Lahar tidak terjadi.
Gambar 6. Curah hujan di setiap pos pengamatan pada bulan Januari 2013 - April 2014
II. KESIMPULAN DAN SARAN
- Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas G. Merapi dinyatakan dalam status “Normal”.
- Kegiatan pendakian G. Merapi disarankan hanya sampai di Pasarbubar (± 2500 m dpl) saja, untuk menghindari kejadian hembusan gas, abu vulkanik, dan letusan freatik yang bisa terjadi setiap saat.
- Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.
- Mengingat saat ini hujan masih terjadi masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya lahar.
SUMBER @BPPTKG
Silahkan di komentari menurut pendapat anda,karena komentar anda sangat bermanfaat bagi kami .