Merapi - Aktivitas Gunung Merapi yang akhir-akhir ini
sering mengeluarkan embusan asap putih kehitaman, perlu menjadi pertimbangan
untuk menetapkan status Merapi dari normal ke waspada.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono mengatakan, embusan yang keluar disebabkan masuknya air ke dalam kawah, dan menjadi uap. "Ketika air masuk tekanan meningkat, uap air yang gravitasinya lebih kecil dibandingkan sekelilingnya, akan keluar dan menjadi embusan," ujarnya, Minggu (7/7/2013).
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono mengatakan, embusan yang keluar disebabkan masuknya air ke dalam kawah, dan menjadi uap. "Ketika air masuk tekanan meningkat, uap air yang gravitasinya lebih kecil dibandingkan sekelilingnya, akan keluar dan menjadi embusan," ujarnya, Minggu (7/7/2013).
Peringatan, menurut Surono, bukan untuk meramalkan kapan meletusnya gunung api atau besarnya letusan. Namun, tingkat aktivitas dan ancaman bahayanya. "Itu guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Nanti kita yang disalahkan. Misalnya ada orang naik gunung, tiba-tiba meletus," tandasnya.
Surono menambahkan, pascaterjadinya erupsi besar pada akhir 2010 lalu, sampai saat ini Gunung Merapi tidak mengalami perubahan. Di mana puncak kawahnya, masih tetap terbuka. "Merapi masih bolong, kawahnya relatif terbuka," ucapnya.
Di tempat berbeda Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang Sleman, Yulianto mengungkapkan, terakhir embusan terjadi, Sabtu (6/7/2013) lalu.
Embusan terjadi sekitar pukul 08.00 WIB dengan tinggi 100 meter. Aktivitas embusan itu terpantau dari pos pengamatan Kaliurang. "Embusan tersebut mengarah ke barat daya tanpa material. Warga atau relawan juga tidak melaporkan adanya hujan abu," ungkap Yulianto.
Editor : Glori K. Wadrianto