BANDUNG, suaramerdeka.com - Kepundan Gunung
Merapi (2.980 mdpl sebelum letusan 2010), Magelang kembali mengeluarkan
asap pada Jumat (14/6) pagi. Kondisi tersebut tak lebih sebagai
konsekwensi perubahan karakter gunung pasca letusan hebat tiga tahun
lalu yang menjadi terbuka.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Surono dalam keterangannya.
Gelagat
tersebut juga tak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, catatan
kegempaan Merapi tak menunjukan tren menaik. "Tidak ada yang mencolok
rekaman kegempaannya. Ini lebih kepada sistemnya yang sudah berbeda,"
katanya.
Dengan lubang kawah yang sudah terbuka, Merapi bisa
dikatakan tak lagi identik dengan pembentukan kubah lava, kemunculan api
diam, atau guguran awan panas karena desakan dari perut gunung. Tekanan
yang muncul langsung terlontar tanpa melewati sumbat.
"Sistem
Merapi terbuka, jadi tidak ada lagi kesulitan fluida mendekat dan keluar
dari kawah," katanya. Fluida di antaranya berupa tekanan gas, uap air,
atau magma yang naik ke permukaan.
Pada Rabu (14/6) pagi
sekitar Pukul 09.15 Wib, hembusan asap setinggi 100 dari puncak
terpantau di sejumlah pos pengamatan. Warna asapnya putih kecoklatan,
mengarah ke barat.
Hembusan itu juga disertai laporan terjadinya
hujan abu tipis sampai ke Pandan Retno dan Srumbung, Magelang. Selain
secara instrumental di Pasarbubar dan Pusunglondon, gempa hembusan
terekam melalui pantauan CCTV di Bronggang, Kali Gendol dan pos-pos
pengamatan.
"Status Merapi tetap dalam status aktif normal," kata pria yang intim disapa Mbah Rono itu.
(
Setiady Dwi / CN33 / SMNetwork )
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/06/14/160840/Sistem-Sudah-Terbuka-Fluida-Merapi-Gampang-Keluar?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter