RADIO KOMUNITAS K FM MAGELANG
GAWE ADEM LAN AYEM
Jln.Muntilan-Dukun,Km 5,Komplek Lantai 2 MTS Aswaja Dukun,Kecamatan Dukun

3 Mar 2013

Home » » Memetakan Isu Perempuan: Radio Komunitas K FM,

Memetakan Isu Perempuan: Radio Komunitas K FM,


Magelang-Pada 28 Februari 2013, sejumlah ibu-ibu dari Kecamatan Dukun berkumpul di Radio Komunitas K FM, Muntilan. Pertemuan ini merupakan awal dari program pengarusutamaan jender pada radio komunitas yang hendak menggali isu perempuan di wilayah Dukun. Dalam pertemuan ini hadir seorang Guru PAUD, Kader gizi posyandu, penerima Beras Miskin (Raskin), kepala dusun, dan TPK (Tim Pengelola Kegiatan) PNPM, dan Ibu Atun dari Sahabat Perempuan,yang bertindak sebagai fasilitator.
Isu-isu yang didiskusikan oleh para ibu dalam pertemuan ini sangat beragam. Diantaranya adalah masalah ekonomi rumah tangga. Bahwa perempuan menyadari kebutuhan rumah tangga yang begitu tinggi terkadang tidak bisa dipenuhi oleh kepala rumah tangga saja. Artinya perempuan dituntut untuk ikut membantu menopang ekonomi rumah tangga. Namun sayangnya, perempuan membutuhkan suatu keterampilan dan modal untuk memulai usahanya. Soal lain yang diungkapkan adalah pentingnya memberikan kesadaran pada para ibu untuk mendidik anak dengan panganan lokal. Menurut Ibu Tentrem, kini semakin banyak ibu yang tidak mau “pusing” sehingga mereka lebih baik membelikan jajanan instan daripada menyajikan panganan rumah. Pos yandu perlu memberikan sosialisasi terus menerus mengenai jenis-jenis makanan sehat bagi balita. Persoalan lainnya yang dihadapi para ibu adalah memahami remaja. Menurut mereka, handphone telah menganggu moral remaja dengan kemungkinan teraksesnya video porno. Informasi juga mengubah perilaku remaja yang dirasa para ibu semakin pintar dalam mengelabui orang tuanya.
Kepala Dusun Tegal Sari, Ibu Solihatun justru menyoroti kebiasaan buang sampah yang sembarangan. Masalah jamkesmas yang tidak merata pun menjadi persoalan yang dihadapi warga kampung. Ada warga yang dulu mungkin memang masuk dalam kategori miskin, tetapi sekarang sudah berubah kehidupannya seharusnya tidak menerima jamkesmas lagi. Menurut Yazid Aiman, pemberian jamkesmas mengacu pada survey penduduk tahun 2010 yang kondisi nyatanya mungkin sekarang sudah berubah. “Pemerintah desa sendiri bingung, akhirnya Pemdes mengeluarkan Jamkesda,” ungkap Yazid Aiman selaku perangkat desa.
Yesi Lestari, penerima Raskin mengungkapkan ketidakjelasan informasi dalam pembagian raskin. Ada yang mengatakan bahwa warga harus bayar dulu baru raskin akan turun. Kondisi ini menyebabkan ketidakjelasan pada warga.
Hal yang menarik adalah pernyataan Ibu Sri Hartati dari TPK PNPM, bahwa segala persoalan yang diungkapkan tadi oleh para ibu-ibu tidak terakomodir dalam ajang musrembang, baik di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Aspirasi terkait kehidupan perempuan dan kelaurga kalah dengan program-program pembangunan fisik. Sehingga perlu dipikirkan bagaimana persoalan perempuan ini bisa dibawa ke tingkat musrembang. Artinya kepentingan perempuan masih terdiskriminasi oleh kepentingan lainnya. “Kadang persoalan kita dianggap tidak penting,” ujar Ibu Sri Hartati. Perempuan sendiri harus berjuang dan memiliki strategi untuk memenangkan kepentingannya.
Pertemuan ini ditutup dengan pembicaraan relasi antara kelompok perempuan dengan Radio Komunitas K FM. Para ketua kelompok ini tertarik dan bersedia jika memang dibutuhkan sebagai narasumber. Meskipun mereka kadang tidak mendengarkan Radio K FM, namun dengan mengaktifkan peran perempuan ke radio akan memperkuat partisipasi perempuan. *** (Ade Tanesia)
Sumber : http://combine.or.id/memetakan-isu-perempuan-radio-komunitas-k-fm-muntilan/
Share this article :