I. HASIL PENGAMATAN
Visual
Cuaca cerah terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan siang dan malam
hari dominan berkabut. Asap solfatara umumnya berwarna putih tipis
hingga tebal, dominan putih tebal,
bertekanan lemah. Tinggi asap maksimum 450 m, dengan arah condong ke
Barat diukur dari Pos Ngepos pukul 07.40 tanggal 25 April 2014. Suhu
udara di Pos-pos Pengamatan G. Merapi berkisar antara 18 – 32,4 oC,
kelembaban 55 – 99 % RH, kecepatan angin maksimum 17,6 km/jam, dan arah
angin dominan dari Tenggara – Barat Laut. Pos-pos pemantauan melaporkan
terjadi suara dentuman disekitar G. Merapi dari tanggal 25 April – 1 Mei
2014 sebanyak 47 kali:
Kegempaan
Pada periode minggu ini,
kegempaan G. Merapi tercatat, gempa guguran sebanyak 26 kali, MP
sebanyak 4 kali, gempa tektonik 18 kali, gempa LF 108 kali, gempa LHF 2
kali dan gempa hembusan sebanyak 3 kali. Pada tanggal 20 - 29 April
2014, tercatat gempa guguran sebanyak 37 kali, MP 13 kali, hembusan 4
kali, tektonik 24 kali, dan gempa LF 29 kali. Peningkatan signifikan
terjadi pada jenis gempa LF sebagai indikasi meningkatnya fluida gas
vulkanik yang berpotensi menimbulkan letusan.
Deformasi
Deformasi di G. Merapi berdasarkan data EDM (Electronic Distance
Measurement) dilakukan pengukuran dari pos-pos pengamatan (Pos Kaliurang
dan Pos Babadan) masing-masing terhadap reflektor, RK2 dan RB3. Pada
minggu ini, data EDM (RK2) bervariasi antara +5 mm sampai dengan -4 mm
(0, 5 mm/hari); RB3 berfluktuasi antara +4 mm sampai dengan +4 mm (0,5
mm/hari). Pengukuran jarak reflektor bervariasi di bawah 1 cm (di bawah
ralat pengukuran). Deformasi tubuh G. Merapi yang dipantau secara
instrumental baik dengan menggunakan EDM dan tiltmeter tidak menunjukkan
perubahan yang signifikan.
Data pemantauan deformasi
menggunakan tiltmeter di Stasiun Plawangan pada minggu ini belum
menunjukkan adanya perubahan kemiringan yang signifikan. Sumbu-X (arah
Barat-Timur) memiliki kemiringan -0,2 (tetap) dan sumbu-Y (arah
Utara-Selatan) memiliki kemiringan 0 mikroradian, sedangkan suhu alat
rata-rata 19,67 0C. Data deformasi belum menunjukkan adanya inflasi
ataupun deflasi.
Hujan dan Lahar
Tercatat pada minggu ini
hujan masih terjadi di setiap pos. Intensitas curah hujan tertinggi
sebesar 31 mm/jam, selama 110 menit terjadi di pos selo pada tanggal 27
April 2014. Walaupun hujan sudah terjadi, namun intensitas hujan masih
rendah sehingga tidak menimbulkan adanya lahar di sungai yang berhulu di
G. Merapi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi data
pemantauan G. Merapi secara instrumental dan visual, disimpulkan bahwa
aktivitas G. Merapi menunjukkan peningkatan. Dengan meningkatnya
aktivitas tersebut, maka terhitung mulai tanggal 29 April 2014 pukul
23.50 WIB, status aktivitas G. Merapi dinaikkan dari tingkat “NORMAL”
menjadi “WASPADA”.
Rekomendasi
Dengan peningkatan status
aktivitas G. Merapi dari “NORMAL” menjadi “WASPADA” kepada para
pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana G. Merapi
direkomendasikan sebagai berikut :
1. Kegiatan pendakian G. Merapi
untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan
penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
2. Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitasG. Merapi akan segara ditinjau kembali.
3. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi G. Merapi
yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah
daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan G. Merapi terdekat
melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz atau ke kantor
BPPTKG, jalan Cendana No. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
4. Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini kepada masyarakat.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kejasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 2 Mei 2014
a.n. Kepala Pusat Vulkanlogi dan Mitigasi
Bencana Geologi,
Kepala BPPTKG,
Drs. Subandriyo, M.Si
NIP 19620612 1 99003 1 001
Lampiran foto :
sumber @BPPTKG
Silahkan di komentari menurut pendapat anda,karena komentar anda sangat bermanfaat bagi kami .